Filsafat dari Ilmu (3)
Dalam proses mencari ilmu tak lepas dari proses belajar yang sangat
jauh sekali jangkauannya. Dalam melakukan proses belajar, yang ada dalam benak
kita pasti hasil dari belajar, yaitu pintar. Kebanyakan orang berpandangan
bahwa apabila kita melakukan belajar, yang akan kita dapatkan adalah pintar.
Pandangan-pandangan yang seperti itulah yang akan mempengaruhi pemikiran kita
tentang belajar. Yang perlu kita ketahui, ilmu itu datangnya dari tuhan. Begitu
pula dengan masalah kepandaian yang dimiliki seorang manusia.
Kepandaian itu hak ferofratif dari tuhan. Apakah tuhan ingin
memberi kepintaran pada seseorang atau tidak, itu semua hak yang dimiliki tuhan
untuk memutuskan pilihanNya. Sangatlah tidak etis apabila kita belajar
mengharapkan agar kita pintar. Memang, apabila kita ingin menghilangkan
kebodohan dari diri kita yaitu dengan belajar. Namun, prioritas utama dari
belajar itu tidak mutlak terletak apakah nanti bisa pintar atau tidak. Hasil
belajar yang berupa “pintar” dapat di nomor sekiankan dalam mencapai tujuan
belajar.
Lantas, hasil sejati dari proses belajar itu apa?
Hasil dari proses belajar itu yang terpenting adalah tanggung
jawab. Apakah kita dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri atau tidak,
mampukah kita memanfaatkan anugerah dari tuhan yang berupa akal atau tidak.
Karena tanggung jawab itu bukan suatu hal yang mudah diterapkan pada diri
sendiri terlebih lagi untuk orang lain.
Belajar tidak hanya dilakukan di sekolahan, perpustakaan, maupun
pada saat seminar. Dalam situasi gentingpun kita dapat memanfaatkan situasi
tersebut untuk proses belajar. Semakin banyak masalah yang didapat dan orang
tersebut mampu menyelesaikannya, berarti orang tersebut telah beranjak dalam
proses menuju pemikiran yang cerdas. Karena orang yang cerdas itu orang yang
mampu menyelesaikan masalahnya dengan ilmunya bukan dengan emosinya. Jadi, ilmu
tetap prioritas utama dalam menjalani sebuah kehidupan. Tak akan terganti
kedudukan ilmu sebagai sarana pemulyaan akhlak manusia. Semakin banyak ilmu
diserap, semakin banyak pula kemulyaan yang didapat oleh orang yang mempunyai
ilmu tersebut.
Begitu pula pentingnya belajar. Prioritas utama hasil belajar tidak
terletak dari pintarnya, tapi tanggung jawab. Karena ilmu itu tidak terlihat
dari pintarnya saja, tetapi apakah orang tersebut mampu bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri maupun kepada orang lain dalam menyelesaikan masalah.
Leave a Comment