Filsafat dari Ilmu (3)

http://faizainurrazi.blogspot.com
Dalam proses mencari ilmu tak lepas dari proses belajar yang sangat jauh sekali jangkauannya. Dalam melakukan proses belajar, yang ada dalam benak kita pasti hasil dari belajar, yaitu pintar. Kebanyakan orang berpandangan bahwa apabila kita melakukan belajar, yang akan kita dapatkan adalah pintar. Pandangan-pandangan yang seperti itulah yang akan mempengaruhi pemikiran kita tentang belajar. Yang perlu kita ketahui, ilmu itu datangnya dari tuhan. Begitu pula dengan masalah kepandaian yang dimiliki seorang manusia.
Kepandaian itu hak ferofratif dari tuhan. Apakah tuhan ingin memberi kepintaran pada seseorang atau tidak, itu semua hak yang dimiliki tuhan untuk memutuskan pilihanNya. Sangatlah tidak etis apabila kita belajar mengharapkan agar kita pintar. Memang, apabila kita ingin menghilangkan kebodohan dari diri kita yaitu dengan belajar. Namun, prioritas utama dari belajar itu tidak mutlak terletak apakah nanti bisa pintar atau tidak. Hasil belajar yang berupa “pintar” dapat di nomor sekiankan dalam mencapai tujuan belajar.
Lantas, hasil sejati dari proses belajar itu apa?
Hasil dari proses belajar itu yang terpenting adalah tanggung jawab. Apakah kita dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri atau tidak, mampukah kita memanfaatkan anugerah dari tuhan yang berupa akal atau tidak. Karena tanggung jawab itu bukan suatu hal yang mudah diterapkan pada diri sendiri terlebih lagi untuk orang lain.
Belajar tidak hanya dilakukan di sekolahan, perpustakaan, maupun pada saat seminar. Dalam situasi gentingpun kita dapat memanfaatkan situasi tersebut untuk proses belajar. Semakin banyak masalah yang didapat dan orang tersebut mampu menyelesaikannya, berarti orang tersebut telah beranjak dalam proses menuju pemikiran yang cerdas. Karena orang yang cerdas itu orang yang mampu menyelesaikan masalahnya dengan ilmunya bukan dengan emosinya. Jadi, ilmu tetap prioritas utama dalam menjalani sebuah kehidupan. Tak akan terganti kedudukan ilmu sebagai sarana pemulyaan akhlak manusia. Semakin banyak ilmu diserap, semakin banyak pula kemulyaan yang didapat oleh orang yang mempunyai ilmu tersebut.
Begitu pula pentingnya belajar. Prioritas utama hasil belajar tidak terletak dari pintarnya, tapi tanggung jawab. Karena ilmu itu tidak terlihat dari pintarnya saja, tetapi apakah orang tersebut mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun kepada orang lain dalam menyelesaikan masalah.

No comments

Powered by Blogger.