7 Tokoh Pemikir Hebat dari Jombang
Sebuah kota berjarak sekitar 80 km dari pusat Provinsi Jawa Timur
memiliki permata indah yang tidak dapat dibeli oleh apapun. Melalui
jasa-jasanya mampu melahirkan pemikiran dan gagasan berlian bagi kemajuan
bangsa Indonesia sejak zaman pra kemerdekaan hingga saat ini. Sumbangsih dari
jasa-jasanya inilah yang harus diteladani bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Kota dengan julukan sebagai kota santri ini tidak dapat dihilangkan pesonanya
meskipun dalam buku-buku sejarah jarang ada yang mengekspos dan mencantumkan
nama-nama beliau. Bagaimanapun juga, pahlawan rakyat tetaplah pahlawan bagi
rakyat meskipun tidak digembor-gemborkan tetap saja pahlawan bagi para
pecintanya. Kota tersebut adalah kota Jombang, pusatnya kota ilmu pengetahuan
khazanah islam khususnya pesantren. Berikut adalah tujuh tokoh kharismatik
berasal dari kota Jombang.
1.
KH. M. Hasyim Asy’ari
Siapa yang
tidak kenal dengan seorang ulama masyhur di Indonesia bahkan di wilayah Hijaz,
beliau Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari. Mungkin banyak masyarakat kurang
mengetahui bahwa orang pertama yang diberi mandat sebagai presiden pertama
Indonesia oleh Pemerintah Jepang adalah beliau. Karena saking sayangnya beliau
kepada para santri, beliau menolak tawaran itu dan lebih menyarankan Ir.
Soekarno untuk menjadi presiden pertama. Jasa beliau sangatlah tak terhingga
besarnya mulai dari pembentukan Ormas NU hingga fatwanya mengenai resolusi
jihad. Tebuireng dan NU merupakan sedikit contoh dari sekian banyak jasanya
hingga saat ini dapat dirasakan manfaat jasa dan pemikirannya oleh masyarakat
luas. Banyak karangan-karangan beliau digunakan sebagai bahan penelitian
diberbagai kampus di Indonesia. Karena jasanya dalam ikut serta mendirikan
Negara Indonesia ini diangugerahi sebagai pahlawan nasional.
Lihat: Permata Berlian Sikap Nasionalis KH. Hasyim Asy'ari
Lihat: Permata Berlian Sikap Nasionalis KH. Hasyim Asy'ari
2.
KH. A. Wahab Chasbullah
Gelora kesemangatan
Mbah Wahab (sapaan KH. A. Wahab Chasbullah) dalam mewujudkan kemakmuran bangsa
Indonesia pada zaman kemerdekaan perlu dicontoh. Semangat tersebut
diaplikasikan dalam aktif berorganisasi. Perjuangan beliau dalam mendirikan
berbagai organisasi seperti Tashwirul Afkar, Nahdlatul Wathan, Syubbanul Wathan
hingga Nahdlatul Ulama mampu membuahkan hasil. Berkat keaktifan ini, beliau
merubah keadaan kaum tradisionalis menjadi masyarakat berilmu terbukti dengan
munculnya madrasah diberbagai tempat. Beliau Kyai besar yang selalu dikagumi
oleh masyarakat karena kesederhanaan dan kearifan dalam berbuat sekaligus karya
yang hingga saat ini masih dapat dinikmati adalah berdirinya Ponpes Tambak
Beras yang telah mencetak ribuan alumni dari pesantren ini.
3.
KH. Bisri Syansuri
Tegas dan
berkomitmen merupakan ciri khas dari kyai pendiri Ponpes Denanyar Jombang dalam
menyikapi berbagai ragam permasalahan mengenai fiqh. Beliau bersama KH. Hasyim
Asy’ari dan KH. Wahab Chasbullah mampu mendirikan salah satu organisasi islam
terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama. Pemikiran mengenai kebijakan
dalam berfiqh menjadikan kiblat bagi para kyai terkhusus bagi kalangan
Nahdliyin. Jasanya bagi bangsa Indonesia sangatlah besar tercurah pada
karya-karya beliau yang banyak mengomentari dan memperjelas masalah fiqh.
4.
KH. Romli Tamim
Wejangan atau
nasehat dari beliau sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat luas. Seorang kyai
dan juga mursyid Thoriqoh Qodariyah wa Naqsyabandiyah yang memiliki keunggulan
dalam memberi doktrin-doktrin sufistik untuk menjadikan manusia sebagai insan
kamil (manusia sempurna). Berkat jasa dan keikhlasan beliau dalam mengayomi
masyarakat menjadikannya salah satu dari tiga guru sufi di Pulau Jawa bersama
Abuya Dimyati Banten dan Syaikh Muslih Mranggen. Selain itu, beliau juga
pendiri dari salah satu pesantren besar di Jombang, yaitu Darul Ulum (Rejoso,
Peterongan)
5.
KH. A. Wahid Hasyim
Kyai muda
dengan segudang presatasi mampu diraih oleh putra pertama dari KH. Hasyim
Asy’ari. Pada umur sekitar 32 tahun, beliau mampu menjadi salah satu perumus
kemerdekaan Indonesia dengan masuknya sebagai anggota Sembilan dan juga PPKI.
Ilmu dan jasa yang dimilikinya sangatlah banyak untuk ukuran pemuda seumuran
beliau. Pemikiran-pemikiran modern salah satunya dengan memasukan pelajaran
umum dalam pesantren Tebuireng. Meskipun pada awalnya banyak kyai menentang
pendapat itu, pada akhirnya memang benar bahwa pelajaran umum juga diperlukan
bagi kalangan santri yang belajar di pesantren.
6.
KH. Abdurrahman Wahid
Presiden ke-4
yang pernah dimiliki bangsa Indonesia adalah KH. Abdurrahman Wahid atau lebih
dikenal dengan nama Gus Dur. Seorang putra bangsa terbaik Indonesia terlahir
dari kalangan pesantren yang mampu menyumbangkan pemikiran-pemikiran hebat.
Salah satu pemikiran hebatnya adalah mengenai Pluralisme. Beliau dianugerahi
pemikiran yang luar biasa cerdasnya sehingga banyak orang dengan pemikiran
dibawahnya tidak memahami apa yang beliau maksud. Gus Dur adalah kyai dengan selera
humor tinggi. Banyak orang tertawa ketika beliau berpidato ataupun sedang
berdiskusi. Masyarakat luas sangat merindukan pemimpin seperti baliau karena
sikap sederhana dan pembelaan beliau terhadap rakyat kecil tidak
tanggung-tanggung.
7.
Emha Ainun Najib (Cak Nun)
Seorang budayawan dengan gaya dakwah
memadukan antara berbagai macam kesenian mulai dari kesenian islami, modern
hingga kesenian jawa dikolaborasikan dengan harmonisasi yang indah. Melalui
media dakwah seperti itu mampu menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap
kesenian sekaligus kebudayaan jawa yang beliau yakini akan menjadi pusat
peradaban dunia. Pemikiran beliau mengenai pentingnya mencintai budaya bangsa
tanpa harus membanding-bandingkan dengan negara lain mampu menambah kepercayaan
diri masyarakat untuk selalu bangga akan kualitas bangsa Indonesia.
Demikianlah mengenai beberapa tokoh besar yang lahir di Jombang
dengan menunjukkan kiprahnya mengabdi kepada masyarakat. Perlu dicontoh bagi para
pemimpin-pemimpin saat ini bahwa pengabdian masyarakat secara tulus tanpa
mengharapkan pundi-pundi uang menunjukan keikhlasan seseorang tersebut dalam
mengabdi. Tidak akan berbuah apa-apa jika mengabdikan diri kepada masyarakat
tanpa menghadirkan rasa tulus ikhlas disetiap langkahnya.
Leave a Comment