7 Kitab Dasar yang Dipelajari di Pesantren

Http://faizainurrazi.blogspot.com/
Dalam dunia pesantren, khususnya bagi pesantren salaf, kitab kuning bukanlah hal yang asing. Kitab kuning menjadi rujukan utama dalam kurikulum pesantren salaf. Yang menarik dalam kitab kuning ini adalah telah memiliki umur yang cukup lama, hingga ratusan tahun tetap terjaga keasliannya. Berikut akan kami share mengenai kitab dasar yang dipelajari di pesantren salaf dari berbagai macam cabang jenis ilmu agama.
1.      Kitab Aj-Jurumiyah
Salah satu kitab dasar yang mempelajari ilmu nahwu dan setiap santri yang menginginkan belajar kitab kuning wajib belajar dan memahami kitab ini terlebih dahulu. Karena tidak mungkin orang bisa membaca kitab kuning tanpa belajar kitab Jurumiyah yang memiliki tingkatan dasar dalam ilmu nahwu. Adapun tingkatan mengenai ilmu nahwu yaitu di mulai dari Kitab Jurumiyah, Imrithi, Mutamimah, dan yang paling tinggi adalah Alfiyah. Aj-Jurumiyah sendiri dikarang oleh Syaikh Shonhaji dengan memaparkan berbagai bagian didalamnya yang sistematis dan mudah dipahami.

2.      Kitab  Amtsilah At-Tashrifiyah
Jika nahwu adalah ibunya, maka shorof bapaknya. Begitulah hubungan kesinambungan antara dua jenis ilmu itu. Keduanya tak bisa dipisahkan satu sama yang lainnya dalam mempelajari kitab kuning. Salah satu kitab yang paling dasar dalam mempelajari ilmu shorof adalah Kitab Amtsilah Tashrifiyah yang dikarang salah satu ulama Indonesia, beliau KH. Ma’shum ‘aly dari Jombang. Kitab tersebut sangat mudah dihafalkan karena disusun secara rapi dan sistematis.

3.      Kitab Mushtholah Al-hadits
Kitab dasar selanjutnya adalah Kitab Mushtholah Al-Hadits yang mempelajari ilmu mengenai seluk beluk ilmu hadits. Mulai dari macam-macam hadits, kriteria hadits, syarat orang yang berhak meriwayatkan hadits dan lain-lain dapat dijadikan bukti kevalidan suatu matan hadits. Kitab ini dikarang oleh al-Qodhi abu Muhammad al-Romahurmuzi.yang mendapatkan perintah dari Kholifah Umar bin Abdul Aziz karena pada waktu itu banyak orang yang meriwayatkan hadist-hadist palsu (maudzu’).

4.      Kitab Arba’in Nawawi
Pada kitab yang telah disebutkan di atas merupakan kitab dasar dalam menspesifikasikan kedudukan hadis. Berbeda lagi dengan kitab matan hadits yang harus dipelajari di dunia pesantren, yaitu Kitab Arba’in Nawawi karangan Abu Zakariya Yahya bin Syaraf bin Murri Al Nizami An-Nawawi yang berisi 42 matan hadits. Selain itu beliau juga mengarang berbagai kitab antara lain Riyadhu al-Sholihin,  Al-Adzkar, Minhajut Tholibin, Syarh Muslim, dll. Muatan tema yang dihimpun dalam kitab ini meliputi dasar-dasar agama, hukum, muamalah, dan akhlak

5.      Kitab At-Taqrib
Fiqh merupakan hasil turunan dari Al-Quran dan Al-Hadist setelah melalui berbagai paduan dalam ushul fiqh. Kitab Taqrib yang dikarang oleh Al-Qodhi Abu Syuja’ Ahmad bin Husain bin Ahmad Al-Ashfahaniy adalah kitab fiqh yang menjadi rujukan dalam mempelajari ilmu fiqh. Diatas Kitab Taqrib ada Kitab Fathul Qorib, Tausyaikh, Fathul Mu’in, dan semuanya itu syarah atau penjelasan dari At-Taqrib.

6.      Kitab Aqidatul Awam
Hal mendasar dalam agama adalah kepercayaan atau aqidah. Apabila aqidah sudah mantap, kuat dan benar maka dalam menjalani syariat agama tidak akan menyeleweng dari aturan syariat yang telah ditentukan. Kitab dasar aqidah yang dipelajari dipesantren adalah kitab Aqidatul Awam karangan Syaikh Ahmad Marzuqi Al-Maliki berisi 57 bait nadzom. Kitab ini dikarang atas perintah Rasulullah yang mendatangi sang pengarang melalui mimpinya. Hingga beliau mampu menyelesaikan kitab tersebut sebagai acuan sumber literasi ilmu Aqidah diberbagai tempat.

7.      Kitab Ta’lim al-Muta’alim
Sepandai apapun manusia serta sebanyak apapun ilmu yang dikuasainya, semuanya tidak akan bisa menghasilkan sarinya ilmu tanpa adanya akhlaq. Hal dasar bagi para pencari ilmu agar ilmunya manfaat dan barokah adalah harus mengutamakan akhlaq. Kitab dasar yang menerangkan mengenai akhlaq di dunia pesantren adalah kitab Ta’lim al-Muta’alim karangan Syaikh Burhanuddin Az-Zarnuji. Setiap awal proses belajar di pesantren sesuai adatnya pasti mempelajari kitab ini ataupun kitab lain yang seakar dengan Ta’lim al-Muta’alim, seperti kitab Adabul ‘alim wal Muta’alim karangan ulama’ besar Indonesia, pahlawan sekaligus pendiri jam’iyah Nahdhlotul Ulama’. Kedua kitab ini pun juga menjadi kurikulum wajib bagi pesantren yang ada di Indonesia bahkan hingga luar negeri.

Sungguh kaya khazanah ilmu pengetahuan islam yang ada dalam dunia pesantren. Ada sekitar 200 judul kitab dipelajari di pesantren menurut data yang pernah dikemukakan oleh Gus Dur. Usaha berbagai kalangan pesantren terus berupaya agar kebudayaan-kebudayaan pesantren ini dapat eksis pada perubahan zaman oleh globalisasi. Dengan adanya literasi kebudayaan salaf, mampu menunjukkan kiprah para ulama sebagai al-ulamau warotsatul ambiya’ (ulama’ adalah pewaris para nabi). Wallahua’lam bishshowab.

No comments

Powered by Blogger.