Filsafat dari Ilmu (4)

http://faizainurrazi.blogspot.com
Bagi para penuntut ilmu, hal mendasar yang patut untuk diuji adalah niatnya. Tanpa adanya niat yang benar, bagaikan makan-makanan lezat tak bernutrisi  dan masuk ke dalam tubuh untuk dicerna. Semakin mantap niat yang kita panjatkan, maka hasilnya pun tak akan menjadi setengah-setengah. Begitupula sebaliknya, apabila niat saja sudah tidak benar, misalkan mencari ilmu hanya untuk kebahagiaan dunia semata, bahkan hanya untuk mencari pundi-pundi rupiah, yakinlah, ilmu yang dicarinya itu akan terasa seperti gurun pasir. Luas ilmunya, namun gersang akan manfaat dan barokah. Begitulah gambaran masalah niat dalam mencari ilmu. Harus dan wajib memperbaiki niat dalam mencari ilmu dengan tujuan mencari ridho Allah. Sejatinya, hidup di dunia dan apapun yang dilakukan hanyalah untuk mencari ridho Allah.
Ada sebuah kisah yang sangat menyentuh ke dalam hati mengenai pentingnya niat bagi pencari ilmu. Kisah ini datangnya dari al-alim al-allamah pendiri Ormas NU, yaitu Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari. Dimulainya sebuah kisah sesaat beliau menuntut ilmu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan, sang maha gurunya para kiai yang ada di tanah Madura dan Jawa.
Pada suatu saat, Syaikh Kholil sedang bingung memikirkan sesuatu. Keadaan seperti ini membuat Syaikh Kholil tidak semangat dalam mengajar para santrinya. Kyai Hasyim pun yang sangat peka terhadap suatu keadaan, tahu dan faham apa yang diinginkan gurunya tersebut. Tak banyak fikir panjang, beliau langsung mencari jawaban masalah tersebut. Setelah dicarinya, ternyata masalah tersebut disebabkan cincin Bu Nyai hilang di dalam jumbleng (tempat pembuangan kotoran/ WC). Kejadian pada waktu itu yang sangat menggetarkan jiwa yaitu saat Kyai Hasyim masuk ke dalam jumbleng demi mendapatkan sebuah cincin.
Begitu takdhimnya Kyai Hasyim terhadap gurunya, sehingga beliau rela melakukan tindakan itu. Tanpa adanya niat yang mendalam dari pencari ilmu, rasa takdhim, kepedulian terhadap ilmu dan keseriusan dalam belajar tidak dapat berhasil secara maksimal. Ketika niat ditempatkan pada prioritas utama, kendala apapun yang dapat menghalangi bagi pencari ilmu tidak akan terasa. Berdasarkan cerita di atas, begitu kuatnya niat Kyai Hasyim untuk mencari ilmu dari Syaikh Kholil. Buah dari adanya perjuangan mencari ilmu itu yang menjadikan Kyai Hasyim sebagai kyai yang sangat disegani karena ilmu dan ketakdhimannya hingga saat ini.

No comments

Powered by Blogger.