Syiir Tanpo Wathon Memaknai Kehidupan
Ngawiti ingsun, nglaras syi’iran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan
Awal dari sesuatu adalah tidak ada. Dari tidak adanya itu
menjadikan suatu tidak ada menjadi ada. Sebelum adanya suatu yang ada, ada yang
lebih ada. Adanya keadaan itu adalah Dia. Dia ada melebihi apa yang ada. Karena
Dia, alam semesta ini ada.
Mushonif
(pengarang) memulai segala aktifitas dengan selalu memuji pada sang pemberi
nikmat. Berdasarkan puisi di atas menyatakan bahwa segala sesuatu itu ada
karena ada yang mengadakan. Semua kejadian alam baik secara disengaja maupun
tidak, semua itu atas izin Allah SWT. Tidak ada yang kebetulan dalam fenomena
alam di dunia ini. Maka dari pada itu, tidak ada salahnya bahkan seharusnya
kita selalu memuji akan nikmat sang Maha Kuasa atas nikmat pemberian dari-Nya.
Sangatlah malu jika manusia di dunia ini tidak pernah memuji kepada sang
pemberi nikmat. Jika kita enghitung-hitung nikmat Tuhan, tidak akan pernah
manusia mampu menghitungnya bahkan sang ahli matematikapun tidak akan mampu.
Dapat kita
lihat pada awal dari susunan al-quran rasm al-Usmani, terdapat suatu
surat yang begitu terkenal dan fenomenal. Surat itu adalah surat al-Fatihah
(Pembukaan). Dalam surat tersebut dapat kita korelasikan dengan awal nadzom
syiir tanpo wathon di atas, bahwa sesuai susunan pada Al-Quran tersebut telah
mengisyaratkan bahwa seyogyanya manusia terus melanggengkan rasa syukur dan
pujian kepada tuhan semesta alam.
Mengenai
penjelasan nikmat, di dalam al-Quranpun juga telah di perjelas bahwa jika
manusia mensyukuri nikmat yang tuhan berikan maka tuhan akan menambah nikmat
berlipat ganda. Sebaliknya, jika manusia ingkar akan nikmat yang tuhan berikan
maka jangan salahkan siapapun apabila tuhan menurunkan azab. Betapa beratnya
jika manusia menimpa azab dari tuhan. Azab merupakan bentuk kebencian dari-Nya,
baik azab itu diberikan di dunia maupun di akhirat. Namun ketika nikmat datang
terlebih lagi ada bonus nikmat tambahan, itu merupakan nikmat yang luar biasa
diterima manusia baik di dunia maupun akhirat.
Nikmat yang
tuhan berikan kepada manusia adalah bentuk sifat Rahman dan Rahim-Nya.
Penerapan dari sifat tersebut, Dia mampu memberikan rasa kasih sayang dengan
porsi begitu agungnya. Tidak ada zat yang mampu menyaingi rasa kasih sayang
dengan tanpa batas (unlimited). Meskipun nikmat begitu besar di berikan
kepada makhluk-Nya, tuhan tidak pernah meminta apapun dan tidak pernah pula
menghitung-hitung nikmat pemberian-Nya. Semoga kita dapat dijadikan sebagai
makhluk yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Nya, meski nikmat tersebut
kecil. Sesuatu perkara kecil belum tentu mendapat pahala kecil pula
dihadapan-Nya. Maka dari itu, lakukan apa saja yang dapat kita lakukan dan selalu
berbuat baik bagi siapapun.
Leave a Comment