Bersyukurlah, Dunia Akan Kau Genggam
Allah sudah menjamin bumi dan seisinya hanya untuk manusia, tetapi manusianya sendiri ragu akan kenikmatan yang telah dijamin
Segala sesuatu
yang ada di alam semesta ini diciptakan hanya untuk manusia sedangkan yang lainnya
hanyalah menumpang pada manusia. Misalkan saja hewan dan tumbuhan. Hidupnya dua
makhluk tersebut tidak lain juga untuk manusia. Kelihatannya tumbuhan dapat
mencukupi kebutuhan hewan dan juga manusia. Tetapi setelah diperinci lagi,
seperti jika ada suatu tumbuhan kemudian dimakan oleh hewan, akhir-akhirnya
juga akan kembali pada kepentingan manusia. Semua ini membuktikan seluruh isi
dunia hanya untuk kepentingan hidup manusia.
Dapat kita
lihat pada surat Al-Baqarah ayat 29. Semuanya telah jelas bahwa terciptanya
bumi dan seisinya ini membuktikan rasa sayang Allah kepada manusia. Apa yang
diminta oleh manusia, Dia selalu memberikan. Namun kita terkadang lupa akan
nikmat pemberian yang sangat istimewa itu. Allah sudah menjamin bumi dan
seisinya hanya untuk manusia, tetapi manusianya sendiri ragu akan kenikmatan
yang telah dijamin bahkan ada juga rasa bingung atas apa yang Allah berikan
pada manusia. Misalkan saja telah ditetapkan rizki seseorang sekian, tetapi
seseorang tersebut justru bingung bagaimana mencari rizki sekian itu. Ini jelas
suatu tindakan yang salah besar. Rizki itu suatu takaran yang telah ditentukan
oleh Yang Maha Kaya. Janganlah bingung bagaimana mendapatkannya. Pasti mendapat
jika sudah menjadi jatahnya.
Besar kecilnya
rizki merupakan ketentuan pasti dari Allah untuk mendukung kelangsungan hidup
di dunia. Perlu dipertegas, rizki itu tidak hanya berupa financial saja. Segala
sesuatu yang menjadikan kita merasa nyaman, tenang dan dapat mencukupi
kebutuhan hidup itu juga dapat dimaknai sebagai rizki. Contoh remeh namun
menyimpan filosofi yang mendalam salah satunya adalah rasa kantuk (sleepy).
Coba kita bayangkan seandainya orang sedang berkendara motor tiba-tiba tertidur
tanpa merasakan kantuk. Pasti akan menyusahkan diri kita sendiri bahkan orang
lain. Rizki yang terasa sedikit itupun kita melalaikannya, apalagi rizki yang melimpah. Perlu diperingat lagi,
semakin banyak kita bersyukur semakin banyak pula nikmat yang diberikan.
Sebaliknya jika kita ingkar terhadap nikmat pemberian itu, siksa Allah
sangatlah pedih.
Hal yang dapat
digaris bawahi dalam kajian ini adalah sikap syukur atas segala bentuk nikmat yang
Allah berikan kepada kita. Tanpa adanya syukur, nikmat banyakpun tidak akan
terasa apalagi nikmat di bawahnya. Orang tidak bersyukur akan terus menambah,
menambah, dan terus menambah hasrat untuk mendapatkan nikmat yang lebih besar
lagi. Karena dalam diri orang tersebut tidak pernah merasakan dan menikmati
nikmatnya pemberian. Maka sia-sialah jaminan nikmat yang telah diberikan
tersebut. Hanya orang bersyukurlah , dia mampu mengoptimalkan segala bentuk
nikmat. Nikmat kecilpun akan terasa nikmat besar.
Dapat dipetik
dari mutiara kata Ibn Al-Qoyyim,” Syukur adalah hati yang tetap cinta pada sang
pemberi nikmat., anggota tubuh yang selalu menaatinya dan gerakan lidah yang
selalu berdzikir dan menyanjungnya.” Jangan pernah merasa bahwa nikmat
pemberian Allah itu sedikit. Jika kita beramsusi atau berfikiran nikmat itu
kecil, Dia pun akan merasa tersakiti atas perilaku kita atau dalam kata lain
jangan pernah mengecewakan Allah atas apa yang telah diberikan-Nya. Hanya rasa
syukurlah, hidup kita di dunia ini akan terasa terpenuhi dan terlayani. Semoga
kita digolongkan dalam golongan orang-orang yang bersyukur.
Leave a Comment