Peradaban Pesantren Membangun Karakter Bangsa
Ditengah mulai merosotnya
nilai-nilai budaya timur yang telah lama diterapkan di Indonesia, pendidikan
sebagai sarana pembentukan karakter pada saat ini memang sangat diperlukan.
Karakter dalam membentuk moral tidak hanya memerlukan waktu sekian tahun saja,
namun perlu waktu bertahun-tahun untuk menumbuhkan rasa pemantapan karakter
moral yang diinginkan. Seperti pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan program pendidikan karakter. Perlu kita
kritisi mengenai program tersebut, apakah pendidikan karakter hanya
dilaksanakan di bangku sekolah saja atau program ini berlaku bagi seluruh
masyarakat Indonesia.
Pembahasan
pertama, jika pendidikan karakter itu hanya
dilaksanakan di bangku sekolah saja, tentu pendidikan tersebut paling lama
ditempuh oleh anak bangsa Indonesia maksimal 12 tahun jika pendidikan di mulai
semenjak SD hingga SMA. Setelah itu apakah pendidikan karakter itu selesai
sampai itu saja. Perlu lebih diperdetail lagi, penerapan pendidikan di sekolah
lebih rawan akan “ingin mencari nilai” bukan terpacu untuk memperoleh ilmu
secara mendalam. Seandainya memang benar ada praktik mencari nilai saja, maka
program pengembangan karakter bangsa telah gagal. Bukan malah menghasilkan
moral berkualitas yang berprinsip pada keikhlasan namun malah menghasilkan
moral berprinsip materiil. Karena pemikiran anak didik akan lebih mementingkan
nilai daripada isi kandungan ilmu yang diajarkan oleh tenaga pengajar. Padahal
yang diinginkan dari proses pendidikan ini adalah mampu menerapkan arti penting
moralitas dalam kehidupan berbangsa dan menumbuhkan karakter luhur yang mulai
luntur.
Pada pembahasan
kedua, jika pendidikan karakter
dilaksanakan hanya bagi civitas lembaga pendidikan, terus bagaimana dengan
masyarakat luas yang tidak mengenyam pendidikan seperti di pendidikan formal.
Pendidikan karakter ditujukan bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam memerangi
rusaknya moral pada saat ini. Seharusnya pendidikan karakter jika merujuk pada
tujuan diadakannya program tersebut harus menyeluruh diperuntukkan bagi seluruh
masyarakat Indonesia, tidak hanya bagi masyarakat terpelajar saja. Maka
daripada itu, pendidikan karakter
berlaku bagi seluruh warga Indonesia tanpa ada batas.
Diperlukan korelasi antar berbagai
elemen pembentuk karakter, yaitu harus adanya persatuan antara pemerintah,
tenaga pendidik, pelajar dan lingkungan. Tanpa keempat unsur, pendidikan
karakter tidak akan terwujud guna mengembalikan karakter luhur bangsa
Indonesia. Pendidikan karakter yang paling setrategis adalah pada lembaga
pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Perlu dipertegas lagi,
bahwa harus adanya totalitas untuk mewujudkan impian bersama itu. Tidak hanya
setengah-setengah, namun harus diterapkan secara global dan yang lebih penting
lagi adalah pemberlakuan regulasi harus jelas dan tegas.
Salah satu lembaga pendidikan asli
Indonesia yang selalu eksis sejak dulu hingga sekarang dalam pembentukan
karakter adalah pesantren. Pesantren mampu menunjukan kegagahannya dalam
mencetak generasi bangsa yang tidak hanya ahli ilmu agama saja namun juga mampu
menerapkan berbagai ilmu yang telah dipelajari di dalam pesantren. Sebagai
lembaga pendidikan tertua, pesantren tetap konsisten untuk selalu menghasilkan
alumni berkualitas sesuai zaman.
Leave a Comment